Waktu masih kanak-kanak, kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali:
Alirnya sangat tenang dan perahumu bergoyang menuju lautan
"Ia akan singgah di bandar-bandar besar," kata seorang lelaki tua.
Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala
(Perahu Kertas, Sapardi Djoko Damono, 1982)
Perahuku, sudah aku hanyutkan dari hulu dengan penuh harap cemas mencapai hilir dengan sebaik-baiknya. Semoga ia sanggup membawaku menempuh puluhan perjalanan, bertemu banyak orang, mendengar dan mengumplkan cerita dari orang-orang selama perjalanan atau di setiap persinggahan, serta mencintai dan setia dengan teman seperjalananku.
Apakah kau takut? Mungkin
Apakah kau cemas? Sedikit, iya aku cemas dengan ini
Tugas kita berlayar ke muara, jangan khawatir kau akan menyukainya, kita akan bahagia.
Kemasilah harapanmu ke dalam perahumu, berdoa-doalah dan berbekal restulah dari orang-orang baik dan pelan-pelanlah mari berlayar. Jika kau masih ragu, setidaknya dengan berlayar kau akan melihat purnama, bintang, dan kebaikan matahari yang sesungguhnya atau akan kau saksikan betapa luasnya lautan, betapa luasnya langit dan betapa Maha Luasnya kasih Tuhan yang meliputi segalanya: melebihi lautan, melebihi langit, mencakup alam semesta dan lebih luas lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar