Tidak mudah memang menjadi manusia
Reinhold Niebuhr, teolog Amerika mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat naluri yang condong pada kebenaran, keadilan, dan kebajikan. Namun, pada diri manusia ada juga naluri primitif yang condong pada sifat rakus, buas, dan mengabaikan nilai kebenaran
Tidak mudah memang menjadi manusia
Mitologi yunani menggambarkan manusia sebagai Hermes (kata sesorang, tapi gak yakin juga :p), manusia berkepala dua. Salah satu kepalanya tertawa terbahak-bahak, sementara kepala satunya lagi menangis tersedu-sedu
Tidak mudah memang menjadi manusia
Menurut Sigmund Freud, dalam konstruksi kepribadian diri manusia terdapat id (nafsu/setan), ego, dan super ego (hati nurani/malaikat), yang mana antara id dan super ego akan saling tarik menarik dan ego akan menjaga keseimbangannya
Tidak mudah memang menjadi manusia
Dia tidak hanya makhluk jasmani, tetapi juga rohani
Dia tidak hanya makhluk individu, tetapi juga sosial
Dia tidak hanya hidup sebagai manusia, tetapi juga makhluk hamba Tuhan
Belum lagi peran-peran dan statusnya yang spesifik dan kompleks
Tidak mudah memang menjadi manusia,
Al-Quran menyebutkan bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baik kejadian, tetapi mereka juga bisa terlempar ke kubangan kehinaan yang serendah-rendahnya. Mereka adalah khalifah di bumi, yang memelihara dan menjaga bumi, tetapi juga rentan terhadap nafsu dan godaan iblis. Sedangkan Al-Kitab menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari citra Allah, yaitu semulia-mulianya makhluk, tetapi karena kebodohannya sendiri mereka terdepak dari surga.
Tidak mudah memang menjadi manusia
Entah Plato atau mungkin Aristoteles menyebut manusia sebagai binatang berakal, animal rationale
dengan akalnya iya mampu menjadi "binatang" yang berharga, bermanfaat, dan berbudi sehingga semakin meningkat derajat, harkat, martabatnya. Atau mungkin justru dengan akalnya, bisa membuat manusia menjadi binatang yang paling buas.
Tidak mudah memang menjadi manusia,
Manusia adalah makhluk yang dilematis
Manusia memiliki free will untuk menentukan dirinya sendiri
Baik atau buruk, benar atau salah manusia sendirilah yang menentukan, tetapi karena banyaknya peran, status, dan kepentingan manusia menjadi makhluk yang paradoks dan tidak jarang menjadi hipokrit.
Hasilnya adalah, memang tidak mudah menjadi manusia
Maka dari itu, manusia sudah harusnya terus berbenah tidak ada hentinya, karena pada dasarnya kejahatan dan kebajikan amatlah dekat dengan diri manusia. Manusia yang baik adalah berusaha terus berbenah dan menjadi lebih baik dan pemaaf terhadap kesalahan orang lain dan terhadap kesalahan dirinya sendiri pula. Karena manusia tempat salah pula yang perlu kita maklumi.
Reinhold Niebuhr, teolog Amerika mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat naluri yang condong pada kebenaran, keadilan, dan kebajikan. Namun, pada diri manusia ada juga naluri primitif yang condong pada sifat rakus, buas, dan mengabaikan nilai kebenaran
Tidak mudah memang menjadi manusia
Mitologi yunani menggambarkan manusia sebagai Hermes (kata sesorang, tapi gak yakin juga :p), manusia berkepala dua. Salah satu kepalanya tertawa terbahak-bahak, sementara kepala satunya lagi menangis tersedu-sedu
Tidak mudah memang menjadi manusia
Menurut Sigmund Freud, dalam konstruksi kepribadian diri manusia terdapat id (nafsu/setan), ego, dan super ego (hati nurani/malaikat), yang mana antara id dan super ego akan saling tarik menarik dan ego akan menjaga keseimbangannya
Tidak mudah memang menjadi manusia
Dia tidak hanya makhluk jasmani, tetapi juga rohani
Dia tidak hanya makhluk individu, tetapi juga sosial
Dia tidak hanya hidup sebagai manusia, tetapi juga makhluk hamba Tuhan
Belum lagi peran-peran dan statusnya yang spesifik dan kompleks
Tidak mudah memang menjadi manusia,
Al-Quran menyebutkan bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baik kejadian, tetapi mereka juga bisa terlempar ke kubangan kehinaan yang serendah-rendahnya. Mereka adalah khalifah di bumi, yang memelihara dan menjaga bumi, tetapi juga rentan terhadap nafsu dan godaan iblis. Sedangkan Al-Kitab menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari citra Allah, yaitu semulia-mulianya makhluk, tetapi karena kebodohannya sendiri mereka terdepak dari surga.
Tidak mudah memang menjadi manusia
Entah Plato atau mungkin Aristoteles menyebut manusia sebagai binatang berakal, animal rationale
dengan akalnya iya mampu menjadi "binatang" yang berharga, bermanfaat, dan berbudi sehingga semakin meningkat derajat, harkat, martabatnya. Atau mungkin justru dengan akalnya, bisa membuat manusia menjadi binatang yang paling buas.
Tidak mudah memang menjadi manusia,
Manusia adalah makhluk yang dilematis
Manusia memiliki free will untuk menentukan dirinya sendiri
Baik atau buruk, benar atau salah manusia sendirilah yang menentukan, tetapi karena banyaknya peran, status, dan kepentingan manusia menjadi makhluk yang paradoks dan tidak jarang menjadi hipokrit.
Hasilnya adalah, memang tidak mudah menjadi manusia
Maka dari itu, manusia sudah harusnya terus berbenah tidak ada hentinya, karena pada dasarnya kejahatan dan kebajikan amatlah dekat dengan diri manusia. Manusia yang baik adalah berusaha terus berbenah dan menjadi lebih baik dan pemaaf terhadap kesalahan orang lain dan terhadap kesalahan dirinya sendiri pula. Karena manusia tempat salah pula yang perlu kita maklumi.