Senin, 10 Agustus 2015

Ujian yang Gagal

31 Maret 2012 (Ketika Sedang Skripsi)

Kesimpulan kajian pagi ini adalah "bersegeralah berbuat kebaikan"
Kita perlu gunakan kesempatan untuk berbuat baik, selagi itu datang pada kita, karena tidak semua orang memperoleh kesempatan, bahkan hanya kesempatan untuk berbuat baik. Maka ketika kesempatan itu datang, janganlah ragu-ragu untuk berbuat kebaikan. Hidup hanya sementara, kehidupan kekal adalah akhirat dan untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal bernama akhirat itu kita perlu mempersiapkan bekal.

Saya mengangguk-anggukan kepala diantara puluhan kepala yang ada di sana tanda bahwa saya telah paham maksud yang disampaikan ustadz. Lalu sempat saya meringis ngeri dan pikiran tiba-tiba takut mati menghampiri. Ada pikiran buruk kalau-kalau waktuku sudah dekat, kalau akhirnya mati sebelum tahun ini berakhir. Aku benar-benar takut dan sedih karena rasanya 3 bulan ini di tahun ini adalah waktu yang sangat krusial. Saat ini skripsi belum selesai. Ya, paling tidak kalau aku mati jadikanlah aku lunas dengan tanggung jawabku. Tanggung banget kalau hidupku berakhir sebelum skripsi selesai berasa ada tanggungan yang belum tuntas, padahal udah bayar SPP dan BOP (lagi) semester ini karena perpanjangan skripsi. yaaa paling tidak mati sarjana lah (astaghfirullah)...

Pengajian pun usai, aku sarapan, pergi ke toko buku, membeli buku yang relatif murah (belasan ribu saja), pulang, membaca buku itu sampai khatam, tidur siang, dan makan enak. Dan seperti biasan aku lupa dengan semua kajian yang aku dapat pagi ini. Tapi Tuhan tidak pernah lupa T____________T. Aku pun dites oleh-Nya dan aku pun gagal (lagi-lagi), sekarang aku menyesal. Aku malah sudah berbuat buruk pada bapak dan ibuku, sekarang mereka pulang ke rumah, aku ditinggal sendirian, aku menyesal tapi sesal memang selalu datang belakangan. Semoga masih ada kesempatan untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan. Aku menyesal, aku kecewa dengan diriku sendiri. Waaaa, bodoh sekali! Kenapa aku tidak pernah sungguh-sungguh dewasa dan sabar, kenapa aku tidak bisa mengalah. Tuhan, Allah, Please, beri aku kesempatan sekali lagi agar aku tidak penasaran. Besok lagi aku harus mampu mengamalkan gak cuma paham-paham aja. Beri kesempatan ya Allah, beri kesempatan ya Allah, beri kesempatan ya Allah dan bantulah aku mengamalkan. HAMASAH! (ketoke artine adalah SEMANGAT). Tolonglah aku untuk memperbaikinya, beri kesempatanlah, dan mudahkan kedepan untuk selalu ingat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar