Minggu, 09 Agustus 2015

Menulis lagi

Bagus tidaknya tulisan bukan dinilai dari kekuatan atau kemampuannya untuk meyakinkan. Berhasil tidaknya tulisan dinilai dari kekuatan kemampuamnya untuk membuat Anda terlibat, berpikir, serta memberi kilasan mengenai isi kepala orang lain--bahkan jika pada akhirnya Anda simpulkan bahwa kepala orang lain itu bukan tempat yang Anda ingin datangi
well said, Malcolm Gladwell, my favorite writer.

Benar, menulis adalah mencoba membuat kajian atas objek atau isu dengan perspektif yang takterbatas. Bisa fiktif maupun nonfiktif, objektif maupun subjektif pada substansinya. Membaca tulisan-tulisan adalah berpetualang atau berwisata pada isi kepala orang lain.


Aku akan mulai menulis blog lagi, untuk sarana semacam ziarah dari gagasan atau pandangan pribadiku dari waktu ke waktu.

Minggu ini, beberapa tulisan lampau dari berbagai tempat akan aku pindahkan ke sini. Biar lebih terintegrasi dalam menilik perkembangan interest dalam hidupku. Baik isu dalam ranah umum, maupun mungkin personal.

Selamat kembali menulis blog, hehe

Anyway, tinjauan psikologis pun mendukung bahwa kegiatan menulis menyehatkan, bahkan direkomendasikan. Terlepas dari apapun bunyinya. Lebih lagi, menulis ekspresif maupun naratif dapat menyembuhkan (menjadi terapi) bagi berbagai masalah psikis mulai dari menghadapi kematian, hingga membangun citra diri yang lebih positif. Karena beyond teknis, menulis tidak hanya proses beradunya huruf menjadi kata, kemudian menjadi rangkaian kalimat-kalimat yang dipaparkan. Akan tetapi, proses dari kita me-recall kejadian atau pengetahuan, merekonstruksi ulang pengalaman dan informasi (termasuk mengoreksi pengalaman), kemudian menjadikannya bermakna.

Oke, berasa jadi orang jual kecap jadinya (e pada "kecap" dibaca seperti pada kata "benar" a.k.a jual omongam hhe). Kita sudahi saja tulisan pembuka ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar